Minggu, 05 November 2017

Tafsir QS Al Hujurat ayat 13

MUTIARA HIKMAH QS AL HUJURAT AYAT: 13

Jakarta, 31 oktober 2017

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
(Qs Al-Hujurat: 13)

Prof. Dr. M. Quraish sihab dalam Tafsirnya Al Misbah menjelaskan
(Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan) yakni dari Adam dan Hawa (dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa) lafal Syu'uuban adalah bentuk jamak dari lafal Sya'bun, yang artinya tingkatan nasab keturunan yang paling tinggi (dan bersuku-suku) kedudukan suku berada di bawah bangsa, setelah suku atau kabilah disebut Imarah, lalu Bathn, sesudah Bathn adalah Fakhdz dan yang paling bawah adalah Fashilah. Contohnya ialah Khuzaimah adalah nama suatu bangsa, Kinanah adalah nama suatu kabilah atau suku, Quraisy adalah nama suatu Imarah, Qushay adalah nama suatu Bathn, Hasyim adalah nama suatu Fakhdz, dan Al-Abbas adalah nama suatu Fashilah (supaya kalian saling kenal-mengenal) lafal Ta'aarafuu asalnya adalah Tata'aarafuu, kemudian salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadilah Ta'aarafuu; maksudnya supaya sebagian dari kalian saling mengenal sebagian yang lain bukan untuk saling membanggakan ketinggian nasab atau keturunan, karena sesungguhnya kebanggaan itu hanya dinilai dari segi ketakwaan. (Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) tentang kalian (lagi Maha Mengenal) apa yang tersimpan di dalam batin kalian.
Dari penjelasan ini setidak nya ada tiga hikmah yang bisa kita petik;

1. Allah swt yang maha kuasa menciptakan manusia berbangsa bangsa dan bersuku-suku dan masing masing memiliki bahasa serta adat istiadat yang berbeda.

2. Melalui ayat ini Allah swt memerintahkan kepada manusia untuk saling mengenal dan menjalin silaturahmi, sinergi, sahingga terciptanya suasana yang harmonis.

3. Kemuliaan seseorang dihadapan Allah swt bukan karena dari garis Keturunan dan rupa, akan tetapi yang menjadikan manisia  mulia disisi Allah adalah karena ketakwaanya.

Waallahu 'alam bissawab

Oleh:
Rahmat Handoko,SQ
(Alimni Fakultas Dakwah Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran PTIQ Jakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar